-->

10 Mitos Seputar Merawat Bayi yang Harus Dihindari Orang Tua

Family hands photo created by yanalya - www.freepik.com

Mitos seputar merawat bayi memang berkembang pesat di Indonesia. Mitos ini dipercaya turun temurun yang tidak jarang justru menyesatkan dan mengancam kesehatan si kecil.

Bagi kamu yang menjadi ibu baru, pasti merasakan banyaknya omongan atau saran orang tua yang justru bertentangan dengan saran medis. Tapi, saat disanggah justru kamu yang disalah. Tenang, kamu tidak sendiri.

Tapi demi menjadi seorang orang tua yang baik, kamu harus tegas dan mengutamakan kesehatan si kecil. Jangan mudah mengikuti mitos seputar merawat bayi jika tidak terbukti aman secara medis.

Nah pada artikel kali ini, kami akan membahas mitos apa saja yang masih banyak dipercaya seputar merawat bayi, tapi nyatanya sangat berbahaya untuk si kecil. Simak selengkapnya berikut ini.

10 Mitos Seputar Merawat Bayi dan Faktanya

Dari banyaknya mitos mengenai cara merawat bayi, kami sudah merangkumnya menjadi 10 saja yang paling banyak beredar di masyarakat berikut ini:

1. Bayi Diberi Makanan Selain ASI Sebelum Usia 6 Bulan

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh ibu adalah si kecil yang belum genap berusia 6 bulan sudah diberi makanan oleh neneknya. Misalnya saja pisang, biskuit, hingga nasi tim.

Alasannya hanya karena takut kelaparan atau biar cepat besar. Padahal mitos ini sangat salah. Sebab, bayi masih memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna.

Organ-orang pencernaannya belum mampu mencerna makanan apa pun selain ASI. Bahkan, air juga tidak diperkenankan. Baru setelah usianya 6 bulan, kamu boleh memberikannya MPASI.

Baca Juga: 5 Kelebihan Membuat MPASI Sendiri Dibandingkan MPASI Instan

Tapi, kamu juga harus memastikan tekstur makanannya halus. Jika dipaksakan, justru akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.

Bahkan, banyak kasus bayi yang kehilangan nyawa karena mitos seputar merawat bayi satu ini. Perlu diingat bahwa, bayi yang baru lahir hanya membutuhkan ASI.

Oleh sebab itu, berbagai lembaga kesehatan nasional dan dunia menggalakkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Pada beberapa kasus, memang ada anak yang melakukan MPASI dini.

Tapi, ini harus atas persetujuan dokter dengan menimbang kondisi si kecil. Jangan sampai memberikan MPASI dini hanya karena saran orang lain, sebab risikonya sangat besar.

2. Bayi Sering Digendong Akan Menjadi Anak Manja

Mitos seputar merawat bayi berikutnya yang paling sering didengar adalah menggendong anak “katanya” bisa menyebabkan ia jadi manja. Hal ini jelas salah ya, bu.

Sebab faktanya, menggendong bayi sangat dianjurkan karena dapat memperkuat bonding orang tua dan anak. Apa lagi, jika saat menggendong kamu juga mengajaknya berinteraksi atau memberikannya stimulasi.

Selain itu, bayi akan merasa tenang dan senang saat digendong. Sebab, ia akan merasa aman dan nyaman.

Baca Juga: 10 Larangan yang Tidak Boleh Dilakukan Kepada Newborn!

3. Bayi Dibedong Agar Kaki Lurus

Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa membedong bayi dapat membuat kakinya lurus. Atau, agar kakinya tidak berbentuk O.

Karena mitos seputar merawat bayi ini, banyak orang tua yang membedong anaknya dengan kencang. Padahal, ini akan menyebabkan bayi sesak dan kesulitan bernapas.

Tujuan membedong sendiri adalah untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan pada si kecil. Sebab saat dibedong, bayi akan merasa seperti di peluk. Oleh sebab itu, tidak perlu terlalu kencang saat membedong.

4. Bayi Baru Lahir Harus Pakai Gurita

Penggunaan gurita pada bayi tidak dianjurkan karena akan menekan bagian perutnya dan membuat si kecil kesulitan bernafas. Selain itu, bayi akan kesulitan bergerak dan merasa tidak nyaman.

Oleh sebab itu, penggunaan gurita sudah mulai ditinggalkan oleh ibu modern saat ini.

5. Bayi Tidak Boleh Potong Kuku Sebelum 40 hari

Mitos seputar merawat bayi berikutnya yang banyak beredar di masyarakat adalah mengenai potong kuku. Banyak orang yang bilang bahwa bayi tidak boleh dipotong kuku sebelum 40 hari.

Padahal, itu sama sekali tidak benar. Sebab, beberapa bayi sudah terlahir dengan kuku panjang dalam keadaan masih lunak. Tapi, beberapa hari kemudian akan mengeras dan berisiko melukai kulitnya.

Seperti yang diketahui bahwa bayi masih belum bisa mengendalikan gerak tubuhnya. Oleh sebab itu, lebih baik kukunya segera dipotong untuk keamanan si kecil.

6. Pusar Bayi Ditempel Koin Agar Tidak Bodong

Menempelkan koin di pusar agar tidak bodong, merupakan mitos seputar bayi yang juga sering didengar di masyarakat. Padahal, tidak ada penjelasannya secara medis dan hanya mitos turun temurun saja.

Sebab faktanya, menempelkan koin pada pusar bayi justru memicu terjadinya infeksi. Sebab, pada uang koin terdapat banyak bakteri yang bisa berpindah-pindah dan menginfeksi.

7. Memakaikan Skincare Orang Dewasa untuk Bayi

Meski hal ini jelas salah besar, nyatanya banyak orang tua yang memakaikan skincare untuk anaknya. Tentu saja hal tersebut sangat berbahaya terhadap kulit bayi yang masih sensitif.

Baca Juga: Kandungan Skincare yang Berbahaya untuk Ibu Hamil

Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan gangguan kulit lainnya. Apa lagi jika kandungan skincare tersebut keras dan terdapat bahan berbahaya. Jika mau, kamu bisa menggunakan skincare khusus bayi.

8. Mencubit Hidung Agar Mancung

Mitos seputar merawat bayi yang banyak beredar di masyarakat juga adalah perihal mencubit hidung. “Katanya” mencubit hidung bayi bisa membuatnya menjadi mancung, padahal itu hanya mitos belaka.

Sebab faktanya, menarik hidung bayi tidak akan membuatnya tambah mancung. Justru, bayi akan merasa kesakitan dan tidak nyaman.

9. Bayi Diberi Kopi Agar Tidak Kejang

Mitos satu ini jelas sangat salah dan mengkhawatirkan. Sebab, kandungan kafein pada kopi dapat meningkatkan risiko anemia dan mengalami berbagai masalah kesehatan lambung.

Tidak hanya itu, bayi juga akan mengalami diare, sakit perut, hingga sakit kepala. Bahkan, risiko tersebut berlaku untuk kopi berdosis rendah.

Jika bayi mengalami kejang, maka segera bawa dan konsultasikan ke dokter. Jangan hanya percaya pada mitos seputar merawat bayi yang tidak terbukti secara medis.

10. Tidak Boleh Keluar Rumah Sebelum 40 Hari

Beberapa kalangan masyarakat mempercayai bahwa bayi tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Kecuali, untuk imunisasi atau untuk dijemur.

Masyarakat beranggapan takut bayi terkena sawan atau pamali. Anjuran ini memang dibenarkan secara medis, tapi dengan alasan agar bayi tidak terinfeksi penyakit.

Sebab, bayi yang baru lahir sistem imunnya belum belum sempurna. Sehingga, bayi mudah terular penyakit.

Nah, mulai sekarang kamu jangan mudah percaya dengan mitos seputar merawat bayi, ya! Selalu cek kembali faktanya secara medis terlebih dahulu.

Show Comments

Bottom Ads