Validasi
emosi anak merupakan tindakan mengakui emosi yang sedang dirasakan oleh anak. Misalnya
kesal, kecewa, marah, tidak suka dan emosi lainnya yang mereka rasakan.
Memvalidasi perasaan
anak, bukan berarti kamu membenarkan tindakan atau perasaan negatifnya. Tapi,
kamu mengakui bahwa anak sedang merasakan emosinya tersebut.
Biarkan anak
menyampaikan emosinya terlebih dahulu dan jangan menyangkalnya. Sebab,
penyangkalan atas emosi akan memberikan dampak buruk.
Mereka akan
berpikir bahwa mengungkapkan emosi sepenuhnya merupakan larangan yang tidak
boleh dilakukan. Padahal, mengungkapkan emosi sangat wajar dan justru akan
bermanfaat untuk kecerdasan emosinya.
Apa saja
manfaat memvalidasi emosi anak? Simak penjelasannya berikut ini!
Manfaat Validasi Emosi Anak yang Harus Dipahami
Hingga saat
ini banyak sekali orang tua yang menganggap emosi anak adalah hal tidak
penting. Bahkan, banyak juga orang tua yang merasa terganggu saat anak sedang
mengungkapkan emosinya.
Misalnya saat
anak menangis karena tidak suka atau tidak nyaman, orang tua justru memarahi
dengan membentaknya. Bukannya emosi anak membaik, justru akan menimbulkan
trauma.
Tidak hanya
itu, tidak melakukan validasi emosi anak juga dapat membuat bonding antara
anak dan orang tua semakin lemah. Sebab, mereka menganggap kamu tidak akan
memahami mereka.
Padahal,
mengungkapkan emosi sangat berdampak positif untuk kecerdasan emosinya kelak.
Nah, untuk lebih jelasnya, kami akan menjabarkan apa saja manfaat dari validasi
emosi anak berikut:
1. Anak Lebih Pandai Mengatur Emosi
Saat anak
merasakan emosi, mereka tidak mengerti apakah itu baik atau tidak, apakah itu
proporsional atau tidak, atau bagaimana seharusnya mengungkapkan emosi tersebut.
Pada saat-saat seperti ini, empati kamu harus bermain. Kamu harus melihat dari sudut pandang anak terlebih dahulu agar paham apa yang mereka rasakan.
Setelah itu,
kamu meyakinkan bahwa emosi tersebut merupakan hal yang wajar. Setelah anak
merasa tenang, kamu bisa menjelaskan apa yang seharusnya anak lakukan saat
merasakan emosi tersebut.
Dengan
demikian, anak akan lebih mudah memahami dan menerima penjelasan kamu. Jika
kamu yang membuatnya emosi, pastikan jangan gengsi untuk meminta maaf terlebih
dahulu.
2. Anak Menjadi Lebih Percaya Diri
Manfaat
validasi emosi anak berikutnya adalah mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih
percaya diri. Sebab, mereka tidak akan takut untuk mengekspresikan diri kepada
orang lain.
Tidak hanya
itu, mereka juga akan tumbuh lebih ceria dan bahagia. Sehingga karakternya akan
terbentuk dengan baik.
3. Memperkuat Kedekatan Orang Tua dan Anak
Saat
melakukan validasi emosi, kamu akan memahami apa yang sebenarnya dirasakan oleh
anak. Dengan demikian, rasa empati kamu terhadap anak akan lebih tinggi.
Di lain sisi,
anak akan merasa bahagia karena kamu bisa memahaminya. Sehingga ia tidak akan
ragu untuk banyak cerita dan terbuka kepada kamu. Sebab, ia yakin kamu bisa
membuatnya nyaman dan bisa memberi saran yang baik.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa melakukan validasi emosi anak akan membuat kedekatan antara
orang tua dan anak semakin kuat. Dan kerennya, akan bertahan hingga anak tumbuh
dewasa.
4. Anak Tidak Mudah Depresi
Memvalidasi
emosi anak juga dapat mencegahnya dari depresi, baik saat ini atau di masa
depan. Sebab, ia akan mudah mengatur emosinya dan dapat lebih terbuka kepada
kamu dan orang lain mengenai perasaan yang sedang dirasakan.
Anak tidak
akan memendamnya sendiri yang pada akhirnya membuatnya depresi. Banyak dampak
negatif dari depresi, oleh sebab itu sebagai orang tua kamu harus peduli
mengenai isu ini.
Jadi, mulai
sekarang saat anak merasa kesal, marah, kecewa, dan ungkapan emosi lainnya
jangan langsung menjudge, ya. Lakukan validasi emosi anak terlebih dahulu, lalu
berikan penjelasan yang baik kepadanya.
Baca Juga:
Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum, Jangan Keliru ya