Pertolongan
pertama saat bayi diare harus dipahami dengan benar. Sebab, kondisi ini sering
terjadi dan tidak jarang masih banyak orangtua yang tidak tepat dalam melakukan
penanganan.
Dilansir dari
situs Halodoc.com, diare adalah sebuah kondisi ketika pengidapnya buang air
besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Seseorang dikatakan diare ketika ia
buang air lebih dari 3 kali sehari dengan feses encer.
Diare pada
bayi memang sangat umum dan sering terjadi. Hanya saja, jika tidak ditangani
dengan tepat dan segera berisiko menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya.
Oleh sebab
itu sebagai orangtua, kamu harus mengetahui bagaimana pertolongan pertama saat
bayi diare. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, simak penjelasan berikut
ini.
Faktor Penyebab Diare pada Bayi
Diare pada
bayi disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah:
- Infeksi usus (gastroenteritis) karena virus, parasit, atau bakteri.
- Keracunan makanan, khususnya pada bayi yang sudah dalam tahap MPASI.
- Banyak mengonsumsi jus buah.
- Mengalami reaksi alergi karena obat atau makanan tertentu.
- Memiliki kondisi intoleransi susu sapi.
Pertolongan Pertama Saat Bayi Diare
Diare pada
bayi biasanya akan sembuh dengan sendirinya selama beberapa hari. Tapi, kamu
juga perlu melakukan berbagai tindak penanganan agar kondisinya tidak semakin
parah.
Berikut ini
langkah pertolongan pertama yang bisa kamu lakukan:
1. Memberikan ASI
Untuk bayi di
bawah 6 bulan yang mengalami diare, penanganannya adalah dengan memberikannya
ASI lebih sering. Seperti yang diketahui bahwa dalam ASI terkandung banyak
nutrisi dan cairan.
Kandungannya
tersebut bisa menggantikan nutrisi dan cairan yang hilang selama BAB.
Menariknya, dalam ASI juga terdapat antibodi yang dapat melawan virus dan
bakteri penyebab diare.
2. Cairan Elektrolit
Untuk bayi
yang sudah di atas 6 bulan, maka penanganan selanjutnya bisa dilanjutkan dengan
pemberian larutan elektrolit. Misalnya saja oralit atau air tajin setiap si
kecil BAB atau muntah.
Cara Membuat Oralit untuk Bayi
Untuk membuat
oralit, kamu hanya perlu mencampur 6 sendok teh gula dan ½ sendok teh garam ke
dalam 1 liter air. Kemudian, aduk hingga larut.
Saat ini juga
sudah banyak oralit untuk bayi yang dijual di apotek. Misalnya saja Pedialyte,
Renalyte, dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Sumber Elektrolit Alami ini Sangat Baik Untuk Berbuka Puasa, Lho!
Dosis Pemberian Oralit pada Bayi
Melansir dari
Sehatq.com, berikut ini adalah dosis pemberian oralit untuk bayi pada 4 jam
pertama:
- Bayi di bawah 6 bulan 30 – 90 ml setiap jam jam.
- Bayi 6 bulan – 2 tahun 90 – 125 ml setiap jam.
- Bayi di atas 2 tahun 125 – 250 ml setiap jam.
Jika selama 4
– 6 jam si kecil terus mengalami muntah, maka segera bawa ke dokter.
3. Memberikan Suplemen Zinc
Menurut WHO
dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi dengan kondisi diare akut bisa
diberikan suplemen zinc selama 10 – 14 hari.
Keyword: 5 Cara Menguatkan Bonding dengan Anak Bagi Working Mom
Suplemen zinc
sudah banyak tersedia di apotek lengkap dengan aturan pakainya. Hanya saja,
untuk mengetahui dosis yang tepat bagi si kecil, kamu bisa berkonsultasi
terlebih dahulu kepada dokter.
4. Memberikan Probiotik
Menurut
Shinta dkk dalam Jurnal Sari Pediatri menjelaskan bahwa probiotik L.reuteri dan
kombinasi L.acidophilus-LGG efektif menurunkan frekuensi dan diare akut.
Probiotik
sendiri banyak terkandung dalam makanan seperti misalnya tempe, yogurt, keju,
dan masih banyak lainnya. Selain itu, ada juga suplemen probiotik yang tersedia
di apotek. Misalnya saja Lacto-B atau L-Bio.
Baca Juga: 5 Manfaat Kimchi untuk Kulit, Bisa Mencegah Penuaan Dini lho!
Jika diare
bayi cukup berat yang menyebabkannya kehilangan banyak cairan, maka kamu harus
segera membawanya ke dokter. Dengan demikian, dokter bisa melakukan perawatan
langsung.
Saat si kecil
mengalami diare, sebagai orangtua kamu tidak boleh panik terlebih dahulu.
Segera lakukan pertolongan pertama saat bayi diare seperti di atas.