-->

Apa Itu Toxic productivity? Yuk, Simak Penjelasannya!

Toxic productivity mungkin tidak asing lagi bagi sebagian orang. Sebab, akhir-akhir ini istilah tersebut sering menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, khususnya pekerja.

Tapi, masih banyak di antara mereka yang belum benar-benar memahaminya. Oleh sebab itu, kali ini kami akan membahas lebih detail mengenai toxic productivity dan apa saja ciri-cirinya.

Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.

Apa yang Dimaksud Toxic productivity?

Toxic productivity atau produktivitas beracun merupakan keinginan untuk terus-menerus produktif setiap saat dalam batas tidak sehat.

Penderitanya selalu ingin bekerja ekstra di manapun. Baik dalam urusan pekerjaan di kantor maupun pekerjaan rumah di rumah.

Orang yang terjebak dalam lingkaran produktivitas beracun ini akan merasa sangat bersalah jika mereka tidak produktif. Bahkan perasaan bersalah tersebut sampai mengganggu kesehariannya.

Baca Juga: Yuk Kenali Ciri-Ciri Toxic Relationship dan Cara Keluarnya

Akibatnya adalah mereka tidak akan merasa tenang saat istirahat, kelelahan berlebih, hingga risiko terkena stress lebih tinggi. Bahkan, kesehatan mereka juga akan terancam.

Toxic productivity ini berbeda dengan workaholic atau bahkan hustle culture. Ketiganya memang terlihat mirip tapi nyatanya berbeda.

Workaholic merupakan seseorang yang sangat suka bekerja sehingga aspek lain selain bekerja menjadi terlengkai. Sedangkan hustle culture merupakan buda yang menganggap aspek terpenting dalam hidupnya.

Antara workaholic dan hustle culture hanya terkait seputar pekerjaan saja, selain itu mereka tidak masalah jika disuruh istirahat atau libur.

Berbeda dengan seseorang yang terjebak dalam toxic productivity. Mereka akan mencari kesibukan lain saat libur. Sebab jika hanya berdiam diri untuk istirahat mereka merasa bersalah, bahkan saat sakit juga.

Apa Ciri-Ciri Orang yang Terjebak Toxic productivity?

Ada beberapa ciri-ciri orang yang terjebak dalam toxic productivity, di antaranya adalah:

1. Terlalu Terobsesi untuk Produktif

Jika dalam toxic positivity seseorang akan merasa terobsesi terus memberikan hal positif, maka dalam hal ini seseorang akan terobsesi terus produktif.

Memang produktif merupakan hal yang sangat baik. Tapi, jika terlalu berlebihan jadinya tidak baik. Apa lagi jika sampai mengorbankan kondisi kesehatan fisik dan mental.

2. Merasa Bersalah Saat Berdiam Diri

Seseorang yang sudah terjebak dalam produktivitas beracun, akan merasa bersalah saat berdiam diri. Bahkan, hanya untuk beristirahat.

3. Memiliki Ekspektasi Tidak Realistis

Target yang ingin dicapai oleh orang yang terjebak dalam toxic productivity biasanya sangat tinggi. Bahkan, sering kali tidak realistis.

Hal ini yang membuat mereka melakukan berbagai hal tanpa jeda untuk mencapai targetnya tersebut.

4. Sulit Merasa Puas

Kondisi ini juga membuat orang sulit merasa puas meski pencapaiannya secara objektif sudah lebih dari cukup. Mereka ingin terus lebih dan lebih, hingga menimbulkan produktivitas beracun.

5. Tidak Suka dengan Kata Istirahat

Saking tidak sukanya saat berdiam diri, seseorang yang terjebak dalam toxic productivity tidak akan tenang saat istirahat meski sedang sakit. Pastinya ada saja hal yang ingin mereka lakukan.

Bagaimana Cara Mengatasi Toxic productivity?

Jika saat ini kamu sedang terjebak dalam toxic productivity, maka tidak perlu khawatir karena ada cara untuk mengatasinya. Di antaranya adalah:

Segera Sadari Jika Kamu Sudah Mulai Terjebak

Menyadari bahwa kamu sudah terjebak dalam lingkaran produktivitas beracun merupakan hal yang penting. Sehingga, kamu sadar bahwa produktivitas tersebut kurang baik untuk kesehatan tubuh dan mental.

Menerapkan Cara Kerja Efektif dan Efisien

Lakukan semua pekerjaan secara efektif dan efisien, sehingga semuanya akan selesai lebih cepat dan tidak mengharuskan kamu bekerja ekstra. Selain itu, cara kerja ini juga mengurangi hal-hal tidak penting dalam melakukan pekerjaan.

Hilangkan Pertanyaan “Apa yang harus dilakukan sekarang?”

Untuk mengatasi toxic productivity, hilangkan pertanyaan tersebut khususnya ketika waktunya beristirahat. Biarkan pikiran kamu tenang, sehingga kamu bisa menikmati waktu-waktu istirahat.

Lakukan Self Care

Tetap lakukan self care secara rutin, misalnya olahraga, perawatan tubuh, nonton, ngopi, ngobrol, dan masih banyak lainnya.

Selain itu, pastikan kamu juga harus bisa mengatur waktu tidur yang baik. Tentukan kapan harus beristirahat dan kapan harus produktif juga menjadi hal yang yang sangat penting.

Mengisi waktu dengan kegiatan yang produktif memang sangat baik, tapi pastikan jangan sampai berlebihan. Hindari toxic productivity, karena kamu juga perlu waktu istirahat.


Show Comments

Bottom Ads